Pemuda Berprestasi? Pemberi Inspiratif, Bergerak Produktif.
- Dipublikasikan oleh Admin Blog
- 18 Feb 2021
- 0 kali dibaca
![Pemuda Berprestasi? Pemberi Inspiratif, Bergerak Produktif.](https://blog.semangatbantu.com/asset/foto_berita/13.jpg)
Halo remaja produktif indoensia! Ku harap hari-hari kalian akan ceria selalu, remaja harus punya warna-warni kehidupan. Pernahkah kalian mendengar ada yang bertanya “kok mau ikut banyak kegiatan padahal bikin sibuk dan capek?” atau ada yang bertanya “kenapa kamu mau membuang banyak waktu dengan ikut kegiatan?” atau banyak yang bertanya “kamu mahasiswa belajarnya pasti banyak, kok bisa ikut kegiatan ini itu?” bahkan banyak yang berkata “takutnya kamu bakalan jadi (profesi) gadungan” lalu kamu harus jawab apa?
Hei tenang, kalian tidak sendiri. Mari kita luruskan stigma tersebut, apalagi banyak yang menganggap terkhususnya mahasiswa harus selalu di kampus, kuliah dari pagi sampai sore, selalu baca buku dan intinya mengutamakan akademik, memang itu identik dengan mahasiswa. Tapi ternyata, Islam memiliki banyak pemuda yang hebat pada zamannya.
Contohnya, Zaid bin Tsabit di usianya yang masih sangat belia (13 tahun) ia telah berperan sebagai penulis wahyu, mampu menguasai bahasa Suryani dalam waktu 17 malam, hafal kitabbullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al-Qur’an. Ada juga Atab bin Usaid pada usia 18 tahun sudah diangkan sebagai Gubernur Makkah oleh Rasulullah. Atau Muhammad Al Fatih di usia 22 tahun mampu menaklukan Konstatinopel ibukota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa.
Meski usianya cenderung masih sangat muda, mereka mampu menorehkan hal luar biasa, memberikan kontribusi besarnya hingga mencetak sejarah, dan mereka tercatat sebagai pemuda islam terbaik dikenang sepanjang masa. Gak pengen tuh kayak gitu? J Kerennya lagi, islam support kita para pemuda untuk tetap produktif, semangat belajar, dan memanfaatkan masa muda ini dengan sebaik-baiknya. Berikut adalah beberapa dalilnya:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Hakim al-Naisaburi dalam al-Mustadrak, salah satu haditsnya yang populer. Al-Hakim merupakan seorang ulama hadits yang memiliki pengaruh besar dalam kajian hadits. "Dari Ibn Abbās ra, bahwa Nabi saw. pernah memberi nasehat kepada seseorang untuk menggunakan secara maksimal lima hal sebelum datang yang lima pula; masa mudamu sebelum datang masa tua, masa sehatmu sebelum masa sakit, masa kayamu (ketika berkecukupan) sebelum masa fakir (membutuhkan, tidak punya apa-apa), waktu luang, kesempatanmu sebelum masa sibuk, dan masa hidupmu sebelum datang kematian." Selanjutnya Qur’an Surah Al-Mujadilah [58] ayat 11 “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...” kemudian kalimat “tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai ke laing lahat” dan hadist yang berbunyi “menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah) dilinai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Sha’f Sunan Ibnu Majah no.224
Nah dari dalil-dalil tersebut bisa kita simpulkan bahwa selagi kita masih diberi nafas, masih dalam keadaan hidup, muda, sehat, ada waktu luang, kesempatan, dan kecukupan maka kenapa tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk melakukan sesuatu yang artinya kita harus produktif sebelum masa kebalikannya datang, sudah menua, sakit-sakitan, kesempitan dan kekurangan, apalagi kalau kematian sudah datang tentu kita tidak dapat beramal apapun lagi. Jadi kalau ada yang mempertanyakan aktivitasmu jangan lagi minder karena sekarang kalian sudah punya contoh figur yang keren, dalil yang mendasari kegiatan produktifmu, dan juga motivasi diri sendiri dari hikmah yang diambil pada tulisan ini.
Ayo kita semangat menjadi pemuda yang membatu bangsa, negara, dan agama, bermanfaatlah untuk sesama, serta menjadi pemuda yang akan membawa perubahan pada lingkungan sekitar ke arah yang lebih baik lagi dengan nyata. Luruskan niat kita, ubah lelah menjadi illah. Ada waktunya serius dengan akademik dengan tidak melupakan kewajiban sebagai mahasiswa. Ada waktunya juga sembari mengembangkan “soft skill”, jiwa kepemimpinan, dan pengalaman penting lainnya supaya kita bisa berguna di masa depan, menjadi orang yang lebih memahami konisi sosial masyarakat, dan mampu diajak kerjasama oleh berbagai pihak. Kenali dirimu sendiri dan kolaborasikan minat dengan bakatmu.
Belajar tidak selamanya harus baca buku sampai sakit mata, mahasiswa juga manusia, butuh masa tenang dan rileks seperti cara berenang, manaiki gunung, memasak juga itu perlu belajar. Belajar tidak hanya ilmu alam, tapi sosial, bahasa, dan ilmu agama juga penting. Belajar tidak hanya sebatas dikampus, melaikan bisa juga bergabung dengan komunitas yang memiliki tujuan sama, maupun terjun langsung ke masyarakat sebagai delegasi atau relawan. Belajar tidak ada habisnya, sepanjang hidup ini kita akan terus belajar. Keutamaan orang yang berilmu akan Allah angkat derajatnya. Semoga segala amal kebajikan yang dilakukan mampu menghantarkan kita ke surga-Nya. Aamiin.